Keesokan
harinya, masih seperti kemarin-kemarin ia masih setia menungguku pulang
sekolah, akupun tak pernah menolak niat baiknya itu, sepertinya kami punya
kecocokan, aku yang rada tomboy dan dia yang slengean dengan rambut yang
sedikit gondrong. Hobi kami sama, suka musik, lagu yang kusuka, pasti juga ia
suka. Ia pandai sekali memainkan gitar dengan lagu-lagu yang lagi hits saat
itu. Semakin sering ia datang kerumahku, Ayah dan Ibu sudah mengenalnya,
sementara keluarganya-pun sudah mengenalku. Aku mengenalnya melalui kakaknya
dan sahabatku yang saat itu satu organisasi denganku.
Jika ada artis ibukota yang mengadakan konser dikotaku, kami tak melewatkan kesempatan ini. Hari minggu kadang kami lewatkan dengan berekreasi bersama. Sekali waktu ia datang menjemputku untuk rekreasi, saat itu sepertinya aku mengalami gejala sakit mata. Karena tak ingin mengecewakannya, akupun menemaninya atas izin ibu. Ssssst......dalam hal ini, ibulah yang paling mengerti aku, tak berani aku pamit dengan ayahku. Alhasil, sesampainya dirumah mataku bertambah parah sakitnya, perih terasa jika melihat lampu dan cahaya, tergoleklah aku dipembaringan untuk beberapa hari. Iapun beberapa kali datang kerumah untuk menjengukku. Hari yang terlewatkan bersamannya begitu indah.
Jika ada artis ibukota yang mengadakan konser dikotaku, kami tak melewatkan kesempatan ini. Hari minggu kadang kami lewatkan dengan berekreasi bersama. Sekali waktu ia datang menjemputku untuk rekreasi, saat itu sepertinya aku mengalami gejala sakit mata. Karena tak ingin mengecewakannya, akupun menemaninya atas izin ibu. Ssssst......dalam hal ini, ibulah yang paling mengerti aku, tak berani aku pamit dengan ayahku. Alhasil, sesampainya dirumah mataku bertambah parah sakitnya, perih terasa jika melihat lampu dan cahaya, tergoleklah aku dipembaringan untuk beberapa hari. Iapun beberapa kali datang kerumah untuk menjengukku. Hari yang terlewatkan bersamannya begitu indah.