Dakwah dalam kubur?, penasaran membaca baliho yang
terpampang besar di depan mall. Kusuruh anakku melihat tempat dan
tanggalnya. Tanggal 25 Oktober 2014, bertepatan dengan tahun baru Islam.
Aha,lokasinyapun tak jauh dari rumah Ayah dan Ibuku di kampung. Boleh juga nie
kesana,pikirku.
Hari sabtu pagi aku bersiap-siap berangkat,salah satu
tujuanku hari itu adalah mengantar Putriku untuk mengikuti wisuda santri di gedung
Ampera Kecamatan Biromaru. Kab Sigi. Ya,kupending hari itu untuk mengantar
murid-muridku menghadiri peringatan Tahun Baru Islam di mesjid Raya Palu.
Padahal hari itu dirangkaikan dengan penerimaan hadiah lomba ceramah. Putriku
salah satu pemenangnya.
Rangkaian acara wisuda dimulai dari pukul 09.00 sampai pukul
12.00. Yes, Anakku mendapat nilai A di ijazahnya. Selesai mengikuti acara
akupun meluncur ke tempat Ayah Ibuku. Setelah menempuh perjalanan selama
setengah jam sampailah aku disana. Kutanya pada mereka,ternyata dakwah tersebut
baru akan dimulai pukul 14.00,masih ada waktu istrahat sedikit.
Pukul 14.00 aku beranjak menuju pesantren Kabeloa di desa
Pewunu,jaraknya kurang lebih 1km dari rumah Ayah Ibuku.Pesantren tersebut
didirikan oleh Almarhum Ustad Zakir. Beliau telah meninggal setahun yang lalu.
Ternyata sudah banyak orang memenuhi halaman tersebut, akupun tidak tau maksud
mereka sebenarnya,mau mendengar dakwah atau cuma mau liat atraksinya.
Sebelum melakukan dakwah,ustad tersebut memperkenalkan diri.
Ya namanya Ustad Gus Nuh.Dia berasal dari Banten.Menurutnya bukan baru sekali ini
dia melakukan dakwah dalam kubur,dia sudah berkeliling Indonesia bahkan katanya
sudah ke luar negri. Kamipun melantunkan salawat salawat untuk Nabi Muhammad
SAW. Ada getaran yang lain saat itu kurasakan. Sungguh dahsyat kekuatan dzikir
jika di ucapkan dengan penuh khusyu.
Pukul 13.10 sambil melantunkan dzikir dan menyebutkan asma
Allah serta membacakan doa Alfatihah Ustad Gus Nuh pun dikafani layaknya orang
meninggal,kemudian dimasukan ke dalam keranda dan dibawa berkeliling
diseputaran halaman pesantren tersebut. Layaknya mayat Ustad Gus Nuh pun di
kubur, ditaburi bunga dan diazani. Merinding juga melihatnya,terbayang
bagaimana sesak dan gelapnya di alam kubur.
Setelah selesai prosesi demi prosesi layaknya orang
meninggal, mulailah ustad Gus Nuh dengan dakwahnya,melalui mikrofon yang sengaja dimasukan ke dalam liang lahat. Berbeda memang dengan
ceramah ceramah agama lainnya. Kulihat semua jamah yang hadir pada saat itu
menunduk,meresapi semua kalimat demi kalimat yang disampaikan oleh Ustad
tersebut. Beberapa orang kulihat ada yang meneteskan airmata, bahkan ada yang
nyaris pingsan. Ada beberapa hal yang disampaikan
oleh beliau yang kugaris bawahi.
1 Hati hati dengan thaharahmu yang tidak sempurna.
2 Tegakkan sholat.
3 Basahi lisanmu dengan shalawat.
4 Muliakan orang tuamu.
5 Berbuat baik kepada sesama.
6 Bersedekah
Tujuanku awalnya
lebih kepada bagaimana atraksi yang dilakukan oleh ustad tersebut. Ternyata ada
berkah lain dibalik semua itu. Semoga Allah membuka pintu rahmatnya bagi kita
semua di tahun baru Islam ini 1436 Hijriyah ini. Amin ya Rabbal Alamin.